Jumat, 30 Maret 2012

Wolfgang Kohler dan Simpansenya II

postingan ini merupakan kutipan dari  http://miftahridlo.wordpress.com/2010/01/04/gestalt-theory-tatapan-sepintas-terhadap-teori-gestalt-wolfgang-kohler/. disini author ingin menceritakan kembali percobaan kehler dengan para simpansenya. 


 
Untuk mendukung teorinya, Wolfgang Kohler melakukan eksperimen pada Simpanse. Eksperimen tersebut dilakukan di Pulau Canary tahun 1913 – 1920. Berikut ini adalah eksperimen yang dilakukannya.ini dia percobaanya
1. Kohler membuat sebuah sangkar yang didalamnya telah disediakan sebuah tongkat. Simpanse kemudian dimasukkan dalam sangkar tersebut, dan di atas sangkar diberi buah pisang. Melihat buah pisang yang tergelantung tersebut, Simpanse berusaha untuk mengambilnya namun selalu mengalami kegagalan. Dengan demikian Simpanse mengalami sebuah problem yaitu bagaimana bisa mendapatkan buah pisang agar dapat dimakan. Karena didekatnya ada sebuah tongkat maka timbullah pengertian bahwa untuk meraih sebuah pisang harus menggunakan tongkat tersebut.
2. Pada eksperimen yang kedua masalah yang dihadapi oleh Simpanse masih sama yaitu bagaimana cara mengambil buah pisang. Namun di dalam sangkar tersebut diberi dua tongkat. Simpanse mengambil pisang dengan satu tongkat, namun selalu mengalami kegagalan karena buah pisang diletakkan semakin jauh di atas sangkar. Tiba-tiba muncul insight (pemahaman) dalam diri Simpanse untuk menyambung kedua tongkat tersebut. Dengan kedua tongkat yang disambung itu, Simpanse menggunakannya untuk mengambil buah pisang yang berada di luar sangkar. Ternyata usaha yang dilakukan oleh Simpanse ini berhasil.
3.  Dalam eksperimen yang ketiga Wolfgang Kohler masih menggunakan sangkar, Simpanse, dan buah pisang. Namun dalam eksperimen ini di dalam sangkar diberi sebuah kotak yang kuat untuk bisa dinaiki oleh Simpanse. Pada awalnya Simpanse berusaha meraih pisang yang digantung di atas sangkar, tetapi ia selalu gagal. Kemudian Simpanse melihat sebuah kotak yang ada di dalam sangkar tersebut, maka timbullah insight (pemahaman) dalam diri Simpanse yakni mengambil kotak tersebut untuk ditaruh tepat dibwah pisang. Selanjutnya, Simpanse menaiki kotak dan akhirnya ia dapat meraih pisang tersebut.
4.  Eeksperimen yang keempat masih sama dengan eksperimen yang ketiga, yaitu buah pisang yang diletakkan di atas sangkar dengan cara agak ditinggikan, sementara di dalam sangkar diberi dua buah kotak. Semula Simpanse hanya menggunakan kotak satu untuk meraih pisang, tetapi gagal. Simpanse melihat ada satu kotak lagi di dalam sangkar dan ia menghubungkan kotak tersebut dengan pisang dan kotak yang satunya lagi. Dengan pemahaman tersebut, Simpanse menyusun kotak-kotak itu dan ia berdiri di atas susunan kotak-kotak dan akhirnya dapat meraih pisang di atas sangkar dengan tangannya.

 berdasarkan eksperimenya tersebut kohler menjelaskanbahwa simpanse simpanse yang  digunakanya untuk bereksperimen harus dapat membentuk suatu persepsi tentang situasi dan membentuk suatu hubungan yang relevan untuk menghadapi suatu permasalahan yang di sebabkan oleh suatu stimulus tertentu sehingga dapat memunculkan insight atau wawasan sehingga para simpanse dapat memecahkan permasalahanya. insight atau pengalaman dapat diperloleh melalui beberapa hal atau pengalaman yang diperoleh dan dipelajari simpanse saat berusaha dalam memecahkan masalah. Eeksperimen yang keempat masih sama dengan eksperimen yang ketiga, yaitu buah pisang yang diletakkan di atas sangkar dengan cara agak ditinggikan, sementara di dalam sangkar diberi dua buah kotak. Semula Simpanse hanya menggunakan kotak satu untuk meraih pisang, tetapi gagal. Simpanse melihat ada satu kotak lagi di dalam sangkar dan ia menghubungkan kotak tersebut dengan pisang dan kotak yang satunya lagi. Dengan pemahaman tersebut, Simpanse menyusun kotak-kotak itu dan ia berdiri di atas susunan kotak-kotak dan akhirnya dapat meraih pisang di atas sangkar dengan tangannya.

IMPLIKASI TEORI PERCOBAAN KOHLER DALAM PROSES PEMBELAJARAN 
Teori dan percobaan kehler tersebut mempunyai implikasi dalam proses pembelajaran anak didik. implikasi yang dapat diterangkan adalah :
1. Pemahaman (insight) memegang peranan penting dalam prilaku. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran hendaknya peserta didik memiliki insight yang kuat
2. Untuk menunjang pembentukan insight, maka guru harus melaksanakan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), hal itu bisa dilaksanakan dengan menyusun strategi, memilih metode dan menggunakan media pembelajaran yang tepat
3. Setiap prilaku mempunyai tujuan (pusposive behavior). Prilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran
4.  Setiap individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada (life space). Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya dikaitkan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik
5.  Menurut pandangan teori Gestalt, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk dipergunakan memecahkan masalah dalam situasi lain. Maka guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya
6.  Education is social process of change in the behavior of living organisms. (Kohler, 1926). Oleh karena itu, guru mempunyai tanggung jawab untuk mendesain pembelajaran yang melibatkan beberapa komponen yaitu guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan masyarakat

demikian yang dapat author bagi dari cerita kohler dan para simpansenya. semoga bermanfaat buat readers ....

sumber : http://miftahridlo.wordpress.com/2010/01/04/gestalt-theory-tatapan-sepintas-terhadap-teori-gestalt-wolfgang-kohler/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar