Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang
telah matang, tapi lazimnya merujuk pada manusia: orang yang bukan lagi
anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita dewasa. Saat ini Dewasa dapat
didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh, hukum sudah berusia
16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang perkawinan yaitu 19
tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakter pribadi yaitu
kematangan dan tanggung jawab. Berbagai aspek kedewasaan ini sering tidak
konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan
memiliki karakteristik perilaku dewasa, tapi tetap diperlakukan sebagai anak
kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang
dapat secara legal dianggap dewasa, tapi tidak memiliki kematangan dan tanggung
jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
"Dewasa" kadang juga berarti "tidak
dianggap cocok untuk anak-anak", terutama sebagai suatu eufimisme yang
berkaitan dengan perilaku seksual, seperti hiburan dewasa, video dewasa,
majalah dewasa, serta toko buku dewasa. Tetapi, pendidikan orang dewasa hanya
berarti pendidikan untuk orang dewasa, dan bukan spesifik pendidikan seks.
Menurut
psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia
belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia
tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi,
masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan,
belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh
anak anak. Dalam makalah ini penulis mencoba meguraikan tentang masa dewasa
dini, madya, dan lanjut
Setelah
mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan
mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan
dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu
yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan pembagiannya menjadi
3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia
lanjut).
Masa
dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia
40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ
kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu
akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan
masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.
a.
Ciri – ciri Masa Dewasa Dini
Masa
dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap
pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini,
seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti
peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir).
Masa
dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini
seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan
berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini
yaitu
1.
Masa Pengaturan (settle down)
Pada masa ini seseorang
akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi
kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap,
dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2.
Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa
produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok untuk
menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada
masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru
(anak).
3.
Masa Bermasalah
Masa dewasa dini
dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan seseorang
harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan).
Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor
yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang
siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan
dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kaget
dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak
memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan masalah
4.
Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang
berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia
cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi
seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status
dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua.
Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh
diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan
tenang dalam emosi.
5.
Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah
masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia terisolasi atau terasingkan
dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan
pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi
renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat
untuk maju dalam berkarir.
6.
Masa Komitmen
Pada masa ini juga
setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk
pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7.
Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa
dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orang
tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8.
Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki
seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan
hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata
orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran
positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena
agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan
yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman
pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi
social ketika ia sudah menikah.
9.
Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah
mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena pada masa
ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai
pekerja.
10. Masa
Kreatif
Dinamakan sebagai masa
kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan.
Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
b.
Tugas – tugas Perkembangan Masa Dewasa
Dini
1.
Mulai bekerja mencari nafkah khususnya
apa bila dia tidak melanjutkan karier akademik
2.
Memilih teman, atau pasangan hidup
berumah tangga ( suami atau istri )
3.
Mulai memasuki kehidupan baru (
kehidupan rumah tangga ) yakni menjadi suami atau istri
4.
Belajar hidup bersama pasangan dalam
suasana rumah tangga
5.
Mengelola tempat tinggal untuk keperluan
rumah tangga dan keluarganya
6.
Mmbesarkan anak – anak dengan
menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidika
7.
Menerima tanggung jawab kewarganegaraan
sesuai dengan perundang – undangan dan tutuntutan sosial yang berlaku di
masyarakatnya
8.
Menemukan kelompok sosial ( perkumpulan
masyarakacocok dan menyenangkan
II.
Masa
Dewasa Madya
Masa
dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya
terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
a.
Ciri – ciri Masa Dewasa Madya
1.
Masa yg ditakuti
Selain
masa tua (old age), masa dewasa madya juga merupakan masa yang sangat ditakuti
datangnya oleh kebanyakan individu, sehingga seolah-olah mereka ingin mengerem
laju pertambahan usia mereka.
Bagi
perempuan masa dewasa madya tidak saja berarti menurunnya kemampuan reproduktif
dan datangnya menopause, namun juga menurunnya daya tarik seksual.
Umumnya
mereka (individu dewasa madya) merasa tidak lagi menarik secara seksual bagi
suami mereka, sehingga muncul kekhawatiran “akan kehilangan” suami dan kondisi
ini selain dapat mengakibatkan para istri begitu mengharapkan suaminya bersikap
seperti ketika masih pengantin baru, juga munculnya rasa cemburu yang kadang
cenderung berlebihan, bila melihat suaminya berkomunikasi dengan perempuan yang
lebih muda usianya.
Biasanya
di usia2 ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada karier dan
peningkatan kariernya, sehingga mereka semakin merasa kesepian dan “diabaikan”.
Perasaan2
negatif ini bila tidak segera dicari pemecahannya dapat mengakibatkan para
istri mengalami depresi.
Bagi
pria, masa dewasa madya merupakan usia yang mengandung arti menurunnya
kemampuan fisik secara menyeluruh, termasuk berkurangnya vitalitas seksual.
sebagian
kaum pria yang mengalami tanda-tanda terjadinya penurunan kemampuan seksual
ini, akanmengalihkan perhatian mereka pada kesibukan bekerja demi meningkatkan
prestasi dan memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Selain
masalah seksual, kaum pria yang telah memasuki usia dewasa madya, ada juga yang
ingin menutupi “kelemahan” fisiknya dengan melakukan aktivitas fisik
berlebihan, dan cenderung menolak bantuan dari mereka yang lebih muda.
Pada
sebagian yang lain, justru bersikap kompensatif, dalam arti untuk menutupi “kekurangannya”
mereka bersikap seperti anak muda dengan lebih memperhatikan penampilan fisik,
berdandan sedemikian rupa untuk mencari perhatian dari lawan jenis yang berusia
jauh lebih muda.
Mereka
yang berperilaku seperti ini justru menunjukkan adanya ketidak percayaan yang
cukup besar terhadap daya tarik seksual mereka.
2.
Masa Transisi
Seperti
juga masa remaja, individu pada masa dewasa madya juga disebut sebagai masa
transisi darimasa dewasa awal ke masa dewasa lanjut (lansia).
Sebagian
cirri-ciri fisik dan perilakunya masih memperlihatkan masa dewasa awal,
sementara banyak ciri fisik dan perilaku lainnya justru telah menunjukkan
ciri-ciri orang dewasa lanjut.
Kondisi
transisi ini menyebabkan mereka harus banyak melakukan penyesuaian terhadap
peran-peran baru yang diberikan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga
mengharapkan mereka untuk dapat berpikir dan berperilaku sesuai dengan usianya.
3.
Masa Penyesuaian kembali
Memasuki
usia dewasa madya, cepat atau lambat individu harus mengadakan penye-suaian kembali
terhadap perubahan2 yang dialaminya, baik fisik maupun peranan.
Penyesuaian terhadap perubahan peranan,
biasanya akan terasa lebih sulit dilakukan biladibandingkan dengan penyesuaian
terhadap berubahnya kondisi fisik. Misalnya kaum pria yangmengalami masa
pensiun, atau kaum perempuan yang mengalami perubahan peran sebagai ibu dengan
anak-anak yang akan mulai memasuki kehidupan baru.
4.
Masa Keseimbangan dan Ketidakseimbangan
Pengertian
keseimbangan mengacu pada kemampuan penyesuaian terhadap terjadinya perubahan2
fisik dan psikologis yang dilakukan orang2 dewasa madya.
Keseimbangan
ini dapat dicapai bila ada penyesuaian secara menyeluruh terhadap pola-pola
kehidupannya. Mereka yang mampu mencapai keseimbangan akan merasakan kehidupan
yang tenang, tenteram dan damai di rumah, sehingga tidak suka “keluyuran”/
buang-buang waktu di luar rumah untuk kegiatan yang tidak berguna.
Ketidakseimbangan
artinya adalah terjadinya kegoncangan, atau gangguan penyesuaian yang
dialamiindividu pada masa ini, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
termasuk dengan pasangan hidupnya.
Mereka
yang tidak mampu mencapai keseimbangan ini akan merasa tidak betah di rumah,
dan cenderung ingin “lari” dari rumah untuk memenuhi kebutuhan2 fisik dan
psikologis yang tidak diperoleh di rumahnya
5.
Usia Berbahaya
Yang
dimaksud dengan usia berbahaya adalah dalam hal kehidupan seksual-nya, terutama
dengan isterinya.
Juga
dalam hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan lainnya, seperti
kondisi fisik yang mulai rentan terhadap penyakit, juga kondisi psikologis yang
relative menjadi lebih peka, dalamarti mudah tersinggung, tertekan, stress,
hingga depresi.
Dalam
hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksual, tidak jarang terjadi para
suami yang mulai merasa “bosan” dengan istrinya, sehingga mulai menyeleweng,
atau pun menceraikan istrinya untuk kawin lagi dengan perempuan lain yang
kadang-kadang seusia dengan anak gadisnya.
Adapun
untuk hal-hal yang lain, individu usia dewasa madya, relative lebih sering
mengalami gangguan fisik maupun mental, bahkan pada orang-orang tertentu dapat
mengakibatkan bunuh diri.
6.
Usia Kaku/Canggung
Dewasa
madya, kurang pantas disebut dewasa dini, namunjuga belum bisa disebut tua.
Dalam situasi seperti ini, kadang muncul rasa canggung dan bingung
padaindividu.
Pada
sebagian individu kondisi ini mengakibatkan mereka ingin menutupi ketuaan
dengan berbagai cara dan sejauh mungkin berusaha untuk tidak tampak tua,
misalnya dalam hal pemilihan busana, berdandan/ pemakaian kosmetik dsb.
Kadang-kadang apabila individu agak berlebihan di dalam menampilkan busana dan
dandanan yang bertujuan untuk menutupi ketuaannya, maka hal ini justru
menyebabkan mereka tampak janggal, sehingga terlihat kaku/canggung.
7.
Masa Berprestasi
Berprestasi
pada usia dewasa madya menurut Werner merupakan suatu gambaran yang positif
dari seorang individu.
Pada
usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki pengalaman yang cukup
dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti
serta nilai-nilai tentang hubungan social yang berkembang secara baik.
Kondisi
keuangan dan kedudukan social mereka biasanya telah mapan, serta mereka telah
memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan dan tujuan yang ingin dicapai.
Apabila
situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat
menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
Menurut
Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya, tidak hanya
kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal kekuasaan dan prestise.
Biasanya
usia pencapaian terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu masyarakat sendiri
nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila
yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya.
v
Tugas – tugas Perkembangan Masa Dewasa
Madya
1.
Mencapai tanggung jawab sosial dan
kewarganegaraan secara lebih dewasa
2.
Membantu anak – anak yang berusia belasan
tahun ( khususnya anak kandungnya sendiri ) agar berkembang menjadi orang orang
dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
3.
Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan
waktu luang dengan seabik – baiknya bersama orang dewasa lainya
4.
Menghubungkan diri sedemikian rupa
dengan pasangan ( dengan suami atau istri )
5.
Menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan – perubahan psikologis yang lazim dialamai oleh individu seusianya
6.
Mencapai dan melaksanankan penampilan
yang memuaskan dalam karier
7.
Menyesuaikan diri dengan
perikehidupan ( khususnya dalam hal cara
bersikap dan bertindak ) orang – orang yang berusia lanjut
II.
Masa
Dewasa Lanjut
Masa
dewasa lanjut adalah fase terakhir dalam kehidupan manusia. Masa ini
berlangsungantara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir ( akhir
hayat ).mereka yang sudah menginjak 60 tahun keatas yang dalam psikologi
disebut dengan “senescence” ( masa tua
) biasanya ditandai dengan perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
Diantara
perubahan tersebut adalah menurunya kekuatan otot yang menyangkut keseluruh
tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orang tua lebih cepat merasa lelah, dan
untuk menghilangkan rasa lelahnya tersebut, ia memerlukan waktu yang kebih lama
daripada ketika ia masih muda dulu.
Akibat
perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh
terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut
usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut
Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala
penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi
pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim
dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim
ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa
dewasa akhir.
2. Perkembangan Generatif
Generativitas
adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa
pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak
muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang
tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali
kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk
dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
Integritas
merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas
paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah
memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah
berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan
dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam
menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang
kematian
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira
usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu
sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak
menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu
luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang
melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.
Terdapat
beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan
sosial diantaranya :
1.
ketika masa pensiun tiba dan lingkungan
berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini
2.
penyakit dan menurunnya kemampuan fisik
dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan
3.
orang-orang yang lebih muda disekitarnya
cenderung menjauh darinya
4.
pada saat kematian semakin mendekat,
oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat
lagi.
a.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Lanjut
1.
Menyesuaikan diri dengan menurunya
kekuatan, dan kesehatan jasmaniah
2.
Menyesuaikan diri dengan keadaan
pensiun, dan berkurangnya income
3.
Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan ( suami atau istri )
4.
Membina pengaturan jasmani sedemikian
rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan
5.
Membina hubungan yang tegas ( afiliasi
eksplisit ) dengan para anggota kelompok seusianya
6.
Menyesuaikan diri ( adaptasi ) terhadap
peranan – peranan sosial dengan cara yang luwes
Istilah dewasa
menggambarkan segala organisme yang telah matang, tapi lazimnya merujuk pada
manusia: orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita
dewasa. Saat ini Dewasa dapat didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil
baligh.
Masa dewasa dini adalah
masa yang dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan
biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak
telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami
perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah
penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.
Masa dewasa madya ini
berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang
menyangkut pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya merupakan masa
transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku
masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru.
Masa dewasa lanjut
adalah fase terakhir dalam kehidupan manusia. Masa ini berlangsungantara usia
60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir ( akhir hayat ).mereka yang sudah
menginjak 60 tahun keatas yang dalam psikologi disebut dengan “senescence” ( masa tua ) biasanya ditandai
dengan perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
SUMBER
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,
Jakarta: Erlangga. 1980
Syah Muhibin, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosda.
2010